Senin, 21 Februari 2011

Bapak Alm. Ambo Tuwo. L

Ayah, Bapak, Tetta, Iye', Patta atau siapapun sebutan yang kamu berikan untuk seorang laki-laki yang mendampingi hidupmu bersama Ibumu.Kalo tibo memanggil ayah itu dengan sebutan Bapak, sebutan yang pas ketika aku memanggil ibuku Mama.


Ya, Bapak…


Bapak adalah orang yang sangat berarti dalam hidupku. Bapakku seperti Bapak-Bapak di dunia kebanyakan, dia bekerja mencari nafkah untuk keluarganya, dia perokok, dia pecandu kopi berat, hobinya pake kaus kutang dan celana pendek yang dibalut dengan sarung ketika di rumah, suka memerintah orang, nonton berita, nonton bola dan memang seperti Bapak kebanyakan.


Tetapi di mataku, dia sangat berbeda.
Di mataku dia adalah orang yang sangat baik hati. Dia suka menolong siapa saja yang menurutnya memang pantas untuk ditolong. Dia tumbuh dengan kesederhanaan di Bantaeng, dan dia juga mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan pada anak-anaknya. Seperti dia tidak pernah mengajak kami untuk pergi berlibur mewah, liburan panjang paling hanya dihabiskan di rumah.


Memang waktu itu saya marah padanya, tapi kini aku merindukan sosoknya.


Bapakku juga orang yang HEBAT. dia bisa membetulkan barang-barang yang rusak.


Ya Bapak memang LUAR BIASA.


Yang paling kusuka dari Bapak adalah mengajak kami ke Pasar Malam karena dia membebaskan kami untuk membeli mainan yang kami sukai dan tidak peduli dengan harga yang harus dia tebus karena menurut pemikirannya,“kebahagiaannya anaknya lebih berharga”


Tapi semua berubah sejak bulan Juli 2004. Tepatnya tanggal 22


Sekitar jam 10 malam, Bapakku sudah terbaring lemas di tempat tidur kamarnya... semua anaknya kecuali kakakku yang ke 2 berkumpul untuk memberikan do'a agar Bapak cepat sembuh...Tapi do'a kami sama sekali tidak membantu... Aku sempat berpikir Tuhan tidak mendengar do'a kami. Bapak merintih kesakitan seakan ada yang menusuk dadanya... aku tak kuat melihat Bapakku, aku keluar dari kamar sambil menangis.

Sekita jam 2 dinihari, Bapakku muntah-muntah.... Tapi yang mengherankanku, kenapa muntahnya berwarna HITAM..??? dan baunya sangat menyengat. Ya Allah, apa yang sudah terjadi? Setelah keadaannya semakin kritis, Mama dan kakak-kakakku membawanya ke RS. Tibo tidak ikut karena mobil sudah penuh.

Besoknya saya berangkat ke sekolah dengan perasaan was-was... sepulangnya, saya ingin sekali ke RS tp kakak-kakakku melarang dengan alasan di RS banyak orang, dikiranya disana saya malah menyusahkan karena umurku waktu itu masih sangat belia, 11 tahun. Saya marah kepada kakakku..

Tetanggaku berencana untuk menjenguk Bapakku, jadi saya memohon untuk ikut. Tapi sebelum tetanggaku berangkat ke RS, dia mencuci piring dulu. Sementara itu, saya dan adikku makan siang dulu berdua di depan Televisi.

Suap demi suap nasi masuk ke dalam menusukku sambil mataku melotot ke arah televisi. Tiba-tiba tetanggaku, Nengsi berlari masuk menghampiri aku dan adikku an berkata "Anthy, meninggal mi Bapaknu..!!!" Saya kaget dan langsung melempar piring yang berisi nasi itu ke lantai sampai berhamburan.
Air mataku bercucuran, saya berlari keluar dan melihat semua tetanggaku sudah berkumpul menunggu Ambulance datang. Tanteku memelukku mencoba menenangkanku tapi itu sama sekali tidak berhasil.

Persis Ba'da Azhar, Ambulance datang... saya semakin histeris, tak sanggup menahan tangis. Aku berkata dalam hati " Tuhan, Napa ko mda kasihka kesempatan untuk liat ki Bapakku di saat-saat terakhirnya...???"Saya sangat marah kepada semua keluargaku terutama kakakku yg melarangku ke RS.
Sejak kepergian Bapak ku, kehidupanku berubah 360 derajat. Bapakku adalah orang yang paling dekat dengankuw tapi kenapa dia begitu cepat meninggalkanku...???


Tapi di hatikuw SELAMANYA akan selaluw tertulis nama       (Bapakku tersayang) 23 Juli 2004


Teman-teman yang masih Mempunyai Bapak, Ayah, Tetta, Iye' atau apalah sebutannya… Bahagiakanlah Bapak muw selagi kau bisa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar